ANALISIS MOTIVASI PEGAWAI PADA BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO KELAS II MAKASSAR

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah adanya pengurangan pendapatan yang didapatkan oleh pegawai pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Makassar selama 2 tahun terakhir sehingga menimbulkan rasa ketidakpuasan pada pegawai. Namun demikian, pada proses penelitian ini, pada akhir tahun 2016, pendapatan tersebut kemudian bertambah lagi dengan tambahan tunjangan SBML dan Tunjangan Kinerja, yang membuat hilangnya rasa ketidakpuasan tersebut. Pengurangan pendapatan inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis motivasi pada pegawai Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Makassar, dengan mengambil teori motivasi dari Herzberg, yaitu teori 2 faktor, yaitu Faktor Motivasi (Faktor Intrinsik) dan Faktor Hygiene (Faktor Ekstrinsik). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif ini sangat sesuai digunakan selain karena jumlah pegawai yang hanya 36 orang, juga karena peneliti ingin mendapatkan gambaran mengenai motivasi pegawai pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Makassar, dimana penulis juga terjun langsung didalam lingkungan tersebut, sehingga diharapkan bisa mendapatkan gambaran yang sebenarnya melalui proses observasi serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai pada Balai Monitor pada umumnya termotivasi oleh Faktor-faktor Intrinsik, dimana seluruh indikator motivasi intrinsik menunjukkan hasil yang positif, kecuali bagi pegawai yang merasa jenuh dengan pekerjaannya karena telah bekerja pada jabatan tersebut sejak awal masuk hingga sekarang. Tetapi masih menunjukkan hasil positif pada beberapa indikator lainnya. Sedangkan dengan penurunan dan kemudian naiknya lagi pendapatan pegawai, tidak terlalu mempengaruhi hasil kerja pegawai itu sendiri. Hal yang menunjukkan hasil yang kurang baik adalah sarana dan prasarana pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radi Kelas II Makassar yang dianggap masih kurang, terutama untuk sarana dan prasarana pendukung kegiatan tupoksi seperti mobil unit monitoring dan alat ukur, sehingga masih menimbulkan rasa ketidakpuasan bagi pegawai.