POLICY BRIEF PENGAWASAN HARGA ECERAN TERTINGGI MINYAK GORENG CURAH DI KOTA MAKASSAR

Fenomena yang terjadi pada awal tahun 2022 menjadi cukup runyam, yang
dimana salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako) menjadi langkah.
Bermula dari pemerintah yang menetapkan harga eceran terendah yang kisaran
Rp 14.000,- sampai dengan Rp 15.000,00, yang dimana harusnya menjadikan
masyarakat mendapatkan pasokan minyak yang cukup untuk dibelinya. Namun
sayangnya malah menjadi kelangkaan yang cukup berkepanjangan. Minyak yang
berbentuk kemasan yang dijual di toko-toko swalayan pun menjadi langkah.
Pasalnya mereka menetapkan kebijakan toko sendiri yang dimana para pembeli
harus melakukan transaksi minimum pembelanjaan baru dapat menebus murah
minyak goreng. Dan dalam kasus minyak curah sendiri, pemerintah yang
mengatakan bahwa pembeli harus memiliki aplikasi peduli lindungi untuk dapat
membeli minyak goreng curah tersebut. Namun menurut para pedagang minyak
curah, kebijakan tersebut tidaklah efektif, pasalnya tidak semua orang mampu
atau memiliki handphone dan juga tidak efektifnya melakukan transaksi jika
harus melihat satu persatu aplikasi para pembeli.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan studi pustaka. Untuk mendapatkan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pengawasan terhadap harga
eceran tertinggi minyak goreng curah di Kota Makassar dengan mencari benang
kusut yang ada dalam permasalah setelahnya turun lapang langsung untuk
melihat ketersediaan barang itu sendiri (minyak goreng curah). Tujuan dari
penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa jauh pengawasan yang telah
dilakukan oleh Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan. Dan juga di Dinas
Perindustrian telah memiliki aplikasi tersendiri untuk mengetahui siapa dan
dimana distributor minyak goreng curah berada.
Kata Kunci: Minyak Goreng Curah, Kelangkaan, Makassar