ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI KAKAO DAN NILAM DI DESA NGAPA KABUPATEN KOLAKA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat tani kakao dan nilam di Desa Ngapa Kabupaten Kolaka Utara mengingat bahwa perkebunan kakao dan nilam merupakan objek mata pencaharian utama bagi masyarakat tani di Desa Ngapa Kabupaten Kolaka Utara. Untuk itu diperlukan suatu system pemberdayaan yang tepat guna menunjang aktifitas masyarakat tani sehari-hari di Desa Ngapa Kabupaten Kolaka Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, telaah dokumen dan informan yang diantaranya Kepala Desa, Penyuluh Pertanian Lapangan, Ketua Gapoktan, Pengusaha Minyak Nilam, dan beberapa Petani Nilam sebagai perwakilan Tani. Kemudian unit analisis pada penelitian ini ialah mengenai pemberdayaan masyarakat tani kakao dan nilam di Desa Ngapa Kabupaten Kolaka Utara. Tehnik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder yang kemudian direduksi berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang selanjutnya dideskripsikan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan 1) Bahwa Pemberdayaan Masyarakat Tani Kakao Dan Nilam Di Desa Ngapa Kabupaten Kolaka Utara dilihat optimal. Hal tersebut disebabkan karena absennya Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam usaha peningkatan kemampuan masyarakat tani kakao dan nilam. 2) Bahwa Pemberdayaan Masyarakat Tani optimal. Hal tersebut ditandai dengan Pertama, tidak adanya upaya memberikan pendidikan. Kedua, tidak adanya perhatian pemerintah terkait jaminan kesehatan khusus untuk masyarakat tani. 3) Bahwa pemberdayaan Masyarakat Tani dilihat dari aspek Manajemen diri dikatakan cukup baik. Hal tersebut dikarenakan Masayarakat tani Desa Ngapa Kabupaten Kolaka cukup mampu memanaj kegiatan pertanian mereka sendiri dengan segala keterbatasan yang ada. 4) Bahwa Pemberdayaan Masyarakat Tani dilihat dari aspek mobilisasi sumberdaya dikatakan belum optimal. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya perhatian pemerintah daerah dalam hal mendorong mobilisasi sumberdaya yang ada. 5) Bahwa Pemberdayaan Masyarakat Tani dilihat dari aspek pembangunan dan pengembangan jejaring dapat dikatakan cukup optimal. Hal tersebut ditandai dengan adanya Lembaga Swadaya Masyarakat GAPOKTAN dan Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) yang mendampingi masyarakat tani.