STRATEGI PENGEMBANGAN PENYULUHAN TEKNIK SAMBUNG SAMPING PETANI KAKAO DI KECAMATAN PAPALANG KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

Permasalahan yang di bahas dalam penelitian adalah tentang
Bagaimanakah kinerja pengelola keuangan pada Badan Pengelolaan Keuangan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, baik di lihat dari aspek Kemampuan (Ability)
dan Motivasi (Motivation). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kinerja
pengelola keuanga
n dalam meningkatkan kualitas kerjanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah: Wawancara, observasi, dan telaah dokumen, dengan menfokuskan pada
unit Analisis Kinerja Pengelola Keuangan pada Badan Pengelolaan Keuangan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dan yang menjadi informan kunci (key
informant) adalah Kepala Sub Bidang Pembukuan dan Verifikasi dan Kepala Sub
Bidang Pelaporan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,
informan biasa (usual informan) adalah Sekretaris Badan, Kepala Bidang
Akuntansi, Staf Bidang Pembukuan dan Verifikasi, Staf Bidang Anggaran dan Staf
Sekretariat Badan, dan Staf Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berjumlah 13
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kualitas kemampuan
melalui pendidikan dan pelatihan selama ini sudah baik, namun belum
mendukung terhadap pelaksanaan tugas sebagai pengelola keuangan dalam
menganalisa laporan keuangan, ini dikarenakan bahwa masih banyaknya pegawai
di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan bukan berlatar
belakang pendidikan akuntansi yang bersertifikat (Ak) hanya saja ditunjang
pengalaman kerja yang tinggi, dan masih rendahnya pengetahuan aparat
pengelola keuangan dalam mengembangkankan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah. Walaupun dilihat dari kemampuan Sumber Daya Manusia
Aparat Pengelola Keuangan sudah cukup baik dalam mengoperasikan komputer
tetapi kemampuan dalam mengembangkan system belum bisa, hal ini disebabkan
karena kurangnya aparat pengelola keuangan yang berlatar belakang pendidikan
komputer programmer.